Membagikan ilmu buat orang lain sama halnya dengan menerima ilmu baru. Semakin sering membagikan ilmu Knitting pada banyak orang, semakin banyak pula ilmu knitting yang di dapatkan. Itu juga yang membuat saya senang menjadi Tutor Knitting Klab di Tobucil, selalua mendapat ilmu baru.
Mempersiapkan kurikulum kelas adalah bagian kerja yang saya senangi walau suka malas tapi tetap senang.
Kurikulum kelas knitting yang saya buat hasil dari percobaan dari Klab rajut itu sendiri, sampai akhirnya saya tahu kalau belajar Knitting itu ada tahapannya.
Tahap 1:
Mengenal teknik-teknik awal dalam merajut seperti simpul awal, Tusuk awalan (Cast on), dan Tusuk Bawah (knit) beserta istilah-istilah dalam merajut.
Tahap 2
Aplikasikan dalam produk yang sederhana seperti tempat HP , motif yang dibuat garter stitch.
Tahap 1& 2 ini dilakukan terus menerus, agarhasil rajutannya konstan.
Tahap 3
Setelah Tahap1& 2 sudah lancar, masuk ke tahap berikutnya dimana tahap 3 ini tusuk Atas (Purl) diajarkan dan membentuk motif stocknit. Biasanya membuat Tas Jinjing
untuk talinya menggaunakan motif sheed.
Kenapa Stocknit terlebih dahulu? Stocknit merupakan variasi dari Tusuk Bawah (knit) dan Tusuk Atas (Purl).. ini dapat melatih kita mengganti-ganti tusukan saat ganti baris.
Setelah stocknit Kenapa harus sheed? sebenarnya tidak perlu sheed tapi Ribbing atau double ribbing juga boleh. Kalo yang ini melatih kita mengganti-ganti tusukan dalam satu baris.. Disinilah konsep Tusuk Bawah (Knit) dan Tusuk Atas (Purl) semakin terlihat jelas
Setelah menguasai Tusuk Bawah (Knit) dan Tusuk Atas (Purl) kamu boleh memvariasikan kedua tusukan tersebut menjadi beraneka ragam motif mungkin bisa sampai 1000 motif hehehe...
selamat mencoba
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar